Kamis, 20 Januari 2011

Film 2012 : Antara Fakta dan Mitos

Jutaan warga dunia menyambut antusias film bertemakan kehancuran umat manusia atau Kiamat. Seperti pada film-film sebelumnya, Rolland Emerich sang sutradara 2012 berhasil mengantar filmnya menjadi Box Office di seluruh dunia. Namun kita pun mengakui bahwa tema Kiamat telah diusung beberapa kali, dalam The Day After Tomorrow, juga Knowing yang masih digarap oleh sutradara yang sama. Tapi mengapa 2012 mampu lebih menyedot perhatian dunia? Apakah kita pun percaya bahwa umat manusia akan segera mengalami kehancuran seperti yang digambarkan dalam film 2012?



Awal mula beredarnya kabar tentang Kiamat 2012 salah satunya berasal dari Kalender suku Maya, yang pernah mendiami wilayah Mexico beberapa abad silam. Para ilmuan dunia hingga kini memang terkagum-kagum pada kehebatan suku Maya dalam pendalaman astronominya. Betapa tidak, tanpa bantuan teleskop atau peralatan canggih lainnya, bangsa Maya sudah dapat menentukan jumlah hari dalam satu bulan lunar, yakni 29,53020 hari, hanya terpaut 34 detik saja dari perhitungan kalender kita saat ini , yakni 29,53059 hari. Itu artinya, bangsa Maya memang memiliki keahlian tersendiri dalam ilmu perbintangan.

Mengenai keakuratan kalendernya, sesungguhnya suku Maya tidak hanya memiliki satu jenis kalender . Suku Maya memiliki berbagai macam kalender, dan yang merujuk pada Kiamat 2012 adalah salah satu kalendernya yang diberi nama "Long Count Calendar". Dimana masa kalender ini berakhir pada tanggal 21 Desember 2012. Setelah itu menurut suku Maya, babak baru kehidupan akan dimulai kembali, Maya menyebutnya sebagai "Pembersihan Kembali Bumi". Namun apakah benar bangsa Maya menganggap pergantian kehidupan tersebut adalah Kiamat? Ternyata tidak. Maya hanya menganggapnya sebagai pergantian zaman biasa, yang entah benar atau tidak, akan disertai bencana besar.

Mengenai bencana besar yang diprediksi akan terjadi, masih menjadi perbincangan para ilmuwan. Setidaknya ada beberapa hal yang mendukung teori tentang Kiamat ini. Bangsa Cina dalam kitab sucinya I Ching, juga merujuk pada tahun 2012 sebagai Kiamat. Ditambah lagi prediksi dalam sebuah jurnal Nature, yang menyatakan bahwa sedikitnya tigaperempat spesies di bumi akan musnah setiap 62 hingga 65 juta tahun. Dan sudah 65 juta tahun berlalu sejak sebuah bencana besar menghancurkan kehidupan Dinosaurus. Maka sudah saatnya kita menghadapi bencana besar yang akan mengurangi jumlah populasi kita di bumi.

Beberapa lembaga penelitian dunia pun sudah mengamati alam semesta kita sejak lama, dan sebuah studi yang berpusat di Jerman mengatakan bahwa, saat ini telah terjadi peningkatan aktivitas matahari yang paling mencemaskan dalam 11.000 tahun terakhir.

Dalam 2012 diceritakan terjadi banjir besar yang menenggelamkan daratan, hingga sebagian manusia diungsikan ke dalam sebuah galangan kapal yang sangat besar, yang merupakan megaproyek dari negara-negara maju.
Mitos pun berkembang di masyarakat, bahwa memang tengah ada pengerjaan megaproyek Kapal Raksasa untuk mengantisipasi bencana masa depan. Namun fakta yang sebenarnya adalah pembangunan Kubah Raksasa, yang dikerjakan oleh komunitas internasional dan berlokasi bukan di China (seperti dalam film 2012), melainkan di Antartika.

"Doomsday Vault" atau Kubah Kiamat dibangun pada kedalaman 127,5 meter di perut sebuah gunung es di Kepulauan Svalbard-Norwegia, 1100 kilometer dari pusat antartika. Secara resmi, Kubah yang telah menyimpan jutaan sampel benih hewan dan tumbuhan ( dan mungkin juga sampel benih manusia) ini difungsikan pada Februari 2008.

Mitos lain yang saat ini menghangat di telinga kita juga mengenai Badai Matahari, yang dipercaya dapat menimbulkan bencana bagi bumi. Apakah mitos ini benar?
Berbagai peneliti antariksa telah melakukan pengamatan cukup intens akan pergerakan matahari sejak tahun 1960. Dan kenyataan yang didapat memang saat ini matahari menunjukkan aktifitas yang meningkat. Namun benarkah badai matahari dapat menghancurkan bumi?

Badai matahari akan terjadi jika terjadi ledakan besar pada atmosfer matahari yang ledakannya setara dengan 66.000.000 kali bom atom Hiroshima. Efeknya akan mencapai bumi dalam waktu 4 hari dengan kecepatan 400km per detik. Dampak yang dihasilkan adalah terjadinya gangguan kelistrikan di bumi. Semua sistem dan peralatan yang menggunakan satelit navigasi (GPS), satelit komunikasi, dan gelombang frekuensi tinggi akan mengalami kerusakan.

Dikisahkan pula dalam film 2012 bahwa benua Afrika akan terselamatkan dari bencana besar tsunami tersebut. Apakah anda mengetahui fakta sebenarnya?

Pada tahun 2005, tepatnya pada 14 September, telah terjadi gempa bumi hebat di Boina, salah satu wilayah terpencil Afrika. Gempa bumi ini menyebabkan rekahan tanah sepanjang 600kilometer. Awalnya rekahan ini kecil, namun dalam waktu tiga minggu saja, rekahan ini bertambah lebar hingga 4meter, dan terus bertambah hingga saat ini. Kejadian ini menimpa Africa setelah terjadi letusan kelas X kesepuluh pada matahari yang terlempar ke tata surya sehari sebelumnya. Peneliti mengatakan mereka seolah melihat lahirnya cekungan laut baru yang mungkin awal dari pembelahan benua africa.

Kembali pada hakikat Kiamat, tak seorang pun meragukan bahwa hari akhir itu akan datang. Namun tak ada yang tau secara pasti kapan bencana itu akan terjadi. Namun sebagai orang Islam yang beriman, Allah tidak akan membiarkan kita menyaksikan kengerian di hari kiamat. Karena yang akan mengalami siksa kiamat, hanyalah orang-orang kafir yang tidak beriman.

Adanya bencana-bencana yang terjadi saat ini hendaknya dijadikan instropeksi bagi diri kita, untuk kembali pada keimanan dan jalan yang benar.

2 komentar:

  1. jGanLah sekaLi-kaLi mendahuLui ketetapan tuhan,,,!!!

    BalasHapus
  2. iya sih...
    tapi kita nggak tau datang nya kiamat...
    cpt tobat...
    jgn terlambat...

    BalasHapus